Penulis: Dr. Wahyuningsih, S.Kep., Ns., M.Kep.

Wanita merupakan pilar dalam rumah tangga. Kekokohan pilar tersebut dipengaruhi salah satunya adalah dari kondisi kesehatannya. Tubuh wanita yang sehat akan mampu menjalankan peran di dalam keluarganya lebih optimal. Namun, pada kenyataannya banyak wanita yang memiliki kondisi kurang sehat. Salah satunya adalah mengalami hipertensi.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama pemicu penyakit jantung dan stroke, yang kini menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.  Salah satu faktor risiko penting terjadinya hipertensi adalah kebiasaan merokok. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), angka perokok cukup tinggi, menempati urutan ke-15 di Indonesia (31,6%). Tekanan darah tinggi yang dibiarkan dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan pengerasan yang berpotensi menyumbat pembuluh darah di otak. Dan wanita, mayoritas adalah perokok pasif.

Rokok tidak hanya berdampak pada perokok aktif, tetapi juga pada perokok pasif (orang yang menghirup asap rokok orang lain). Sebanyak 76% perokok di Indonesia merokok di dalam rumah bersama anggota keluarganya. Padahal, asap rokok yang dihirup perokok pasif mengandung zat-zat beracun, seperti karbon monoksida, tar, dan nikotin, dengan konsentrasi yang bahkan lebih tinggi daripada yang dihirup perokok aktif. Wanita usia 36–55 tahun umumnya sudah berumah tangga dan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Paparan asap rokok, terutama dari suami atau anggota keluarga lain yang merokok di dalam rumah, menjadi ancaman serius bagi kelompok ini.

Kandungan racun utama dalam asap rokok adalah nikotin. Ketika terhirup oleh perokok pasif, nikotin akan diserap oleh pembuluh darah kapiler di paru-paru dan diedarkan ke seluruh tubuh hingga mencapai otak. Otak kemudian memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin. Hormon ini menyebabkan: penyempitan pembuluh darah. serta jantung bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Dampaknya, tekanan darah meningkat. Perilaku merokok di dalam rumah sangat berbahaya, karena asap rokok mengandung racun dengan konsentrasi yang lebih tinggi di ruang tertutup.. Residu bahan kimia beracun dari asap rokok bahkan dapat menempel di dinding dan perabotan rumah, yang dapat dihirup kemudian oleh penghuni rumah.

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 45 wanita usia 36-55 tahun di wilayah binaan Puskesmas Jetis II, DI Yogyakarta didapatkan bahwa kejadian hipertensi yang dialami oleh wanita usia 36-55 tahun disebabkan karena paparan asap rokok di dalam rumah yang berlangsung lama.  Meskipun facor ini bukan merupakan yang dominan, namun perlu untuk diwaspadai karena dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi

Dengan demikian, penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya merokok. Merokok tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan orang lain bahkan keluarga terdekatnya yang mungkin sangat disayangi. Perubahan perilaku sangat diharapkan bagi para perokok aktif maupun pasif. Tenaga kesehatan,dapat memberikan bantuan upaya promosi kesehatan secara komprehensif dengan melibatkan pelaku merokok.dengan demikian akan tercipta wanita sehat, wanita berdaya dan wanita yang dapat mewujudkan kelurga berkualitas.

Pesan yang sangat penting adalah ubahlah perilaku (merokok) mulai dari sendiri untuk orang-orang yang amat sangat kita cintai dan sayangi. Salam sehat selalu dari kami Prodi S2 Kesehatan Masyarakat.